Senin, 06 November 2017

Televisi Analog dan Digital

Sejarah Televisi

Pada zaman seperti sekarang ini siapa yang tidak tahu televisi? Salah satu media hiburan yang sudah tidak asing lagi terdengar di telinga. Televisi sendiri adalah sebuah media telekomunikasi yang berfungsi untuk menerima siaran gambar bergerak, baik hitam putih maupun yang berwarna lengkap dengan suaranya. Kendatipun demikian pasti tidak banyak yang tahu sejarah awal dari televisi tersebut. Untuk menambah wawasan teman semua berikut kami ulas sedikit tentang sejarah hingga perkembangan dari televisi.
Sejarah awal dari perkembangan televisi, tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Farraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik. Pada tahun 1840, Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 baris. Tahun 1876, George Carey menciptakan Selenium Camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Tahun 1881, para insinyur memperkenalkan konsep Teleponskop yang merupakan suatu konsep gabungan antara telepon dan pengiriman gambar bergerak. Tahun 1884, Paul Nikow, ilmuwan Jerman, berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut Teleskop Elektrik dengan resolusi 18 garis. Tahun 1888, Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Tahun 1897, Tabung Sinar Katoda (CTR) pertama diciptakan oleh ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Tahun 1897, Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali. Kemudian pada tahun 1900 istilah Televisi pertama kali dikemukakan oleh Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.
Pada tahun 1923, Vladimir Kosma Zworykin, mendaftarkan paten atas namanya untuk penemuannya, kinescope, televisi tabung pertama di dunia.
Pada tahun 1925, sejarah perkembangan televisi menapaki babak baru ketika John Logie Baird yang berkebangsaan Skotlandia memperlihatkan televisi kepada umum untuk pertama kalinya, sehingga dia lebih dikenal sebagai penemu televisiketimbang Vladimir Kozma Zworykin. Pada tahun 1927, Philo T. Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi. Pada tahu 1939, tepatnya tanggal 11 Mei, untuk pertama kalinya, sebuah pemancar televisi dioperasikan di kota Berlin, Jerman. Dengan demikian, dunia mulai berkenalan dengan alat komunikasi secara visual. Perkembangan Televisi pun sangat pesat. Teknologi yang digunakan pada televisi saat ini berbeda jauh dengan televisi saat pertama kali ditemukan, meskipun memiliki metode dasar yang sama. Berikut ini adalah perkembangan televisi dari masa ke masa.
Televisi Tahun 1940an
Setelah perang dunia ke-2 berakhir di tahun 1940an, Televisi mengambil alih perhatian lebih banyak dibandingkan dengan radio, karena menampilkan suara yang sudah disertai dengan gambar.
Televisi Tahun 1950an
Di akhir tahun 1950, Sebagian besar orang memiliki Televisi yang kebanyakan masih menggunakan televisi hitam putih meskipun pada saat itu televisi berwarna sudah ada.
Televisi Tahun 1967an
Pada Tahun 1967 semakin populernya televisi sehingga sudah ada banyak siaran TV berwarna.
Televisi Tahun 1970an
Tahun 1970an Televisi semakin berkembang dengan diperkenalkannya teknologi VCR (Video Cassette Recorder). Teknologi ini memungkinkan untuk merekam siaran televisi untuk pertama kalinya.
Televisi Tahun 1980an
Pada tahun 1980an Televisi kabel (TV Cable) semakin populer dan menyebar dengan cepat.
Televisi Tahun 1990an
Sudah banyak pilihan televisi pada tahun 1990an yang sangat beragam. Televisi yang menggunakan teknologi CRT (Cathode-Ray Tubes) untuk menampilkan gambar di layar adalah televisi yang paling banyak ditemukan. Pada tahun 1996 sudah ada 1 juta televisi yang tersebar di seluruh dunia. Kemudian TV Rear Projection CRT memungkinkan televisi dibuat dalam ukuran yang lebih besar dengan menggabungkan proyektor dan layar kedalam satu kotak yang nantinya proektor akan memproyeksikan gambar ke bagian belakang layar.
Televisi plasma pertama kali dipasarkan pada tahun 1997. Dengan bentuknya yang ramping membuat televisi ini menjadi sangat populer saat itu. TV Rear-Projection LCoS juga tersedia di pasaran. TV ini mengirimkan cahaya langsung melalui rangkaian polarizer (sejenis cahaya filter yang digunakan untuk mengatur gelombang cahaya ke jalur tunggal untuk refleksi) sebelum diperbesar dan diproyeksikan ke layar. Meskipun kualitas gambarnya sangat baik, tetapi harga dari TV jenis ini sangat mahal. TC LCD juga ikut berkompetisi pada tahun akhir 1990-an. TV jenis ini memiliki kualitas gambar yang lebih baik dibandingkan dengan TV plasma dan juga lebih hemat energi. Pada tahun 1998, HDTV mulai diluncurkan. TV jenis ini dapat menghasilkan gambar dan suara yang sangat jernih. Pada tahun 1999, diluncurkan DVR (Digital Video Recorder) diluncurka untuk pertama kalinya. DVR memungkinkan untuk merekam siaran televisi ke dalam hard drive.
Tahun 2000an
TV LED berbasis DLP HDTV pertama di produksi pada tahun 2006. Teknologi DLP menggunakan cermin yang terbuat dari aluminium untuk memantulkan cahaya dan menghasilkan gambar. TV ini lebih murah dibandingkan dengan TV plasma ataupun TV LCD. Kemudian TV Plasma tersedia dengan kualitas HD (High Definition).
Pada tahun 2007, Apple meluncurkan Apple TV. TV ini dapat dihubungkan dengan iTunes, Program televisi, Film, Video Youtube dan masih banyak lagi.
Kemudian Microsoft inc. memberikan pilihan Windows XP Media Center Edition yang dapat digunakan untuk mengirimkan video, musik dan foto dari komputer ke TV. Bahkan TV juga dapat masuk ke dalam video game, Seperti Xbox 360. Dengan menggunakan Netflix memungkinkan streaming video dan acara TV favorit dari Xbox 360.
yang paling baru saat ini adalah TV dengan teknologi 3D. TV 3D menjadi sangat populer saat ini karena selain dapat menghasilkan gambar yang sangat jernih TV jenis ini juga dapat menampilkan gambar 3 dimensi sehingga seolah olah gambar yang dihasilkan nyata dan berada tepat didepan penontonnya.
Begitulah perkembangan televisi dari masa ke masa, seiring dengan kemajuan teknologi, televisi pun mengikutinya dengan perkembangan pesat untuk menuruti permintaan konsumen yang kian hari semakin tinggi.
https://www.anehtapinyata.net/2016/01/sejarah-televisi-dan-perkembangannya.html?m=1

Perbedaan Televisi Analog dan Digital

Secara Proses Penerimaan ke Pengguna
Pada proses penerimaan ke pengguna, perbedaan TV Analog dan TV Digital yaitu seperti berikut:

Pada TV Analog, untuk mendapatkan siaran televisi digunakan alat penangkap sinyal yang disebut antena. Pada siaran televisi analog, semakin jauh letak antena dari stasiun pemancar televisi, sinyal yang diterima akan melemah dan mengakibatkan gambar yang diterima oleh pesawat televisi menjadi buruk dan berbayang.
Sedangkan pada TV Digital, proses penerimaan sinyal gambar, suara, dan data yaitu menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi. Modulasi itu sendiri adalah proses perubahan suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi disebut modulator, sedangkan peralatan untuk memperoleh informasi informasi awal (kebalikan dari dari proses modulasi) disebut demodulator dan peralatan yang melaksanakan kedua proses tersebut disebut modem.

Cara Produksi
Menurut cara produksinya, TV Analog dan TV Digital berbeda dalam hal berikut:

Perangkat TV Analog menggunakan tabung katoda sebagai display, sementara TV Digital menggunakan panel layar datar seperti LCD, plasma, atau LED. Akibatnya, TV Analog cenderung lebih besar dan tebal dibandingkan dengan TV Digital. TV Analog juga mengonsumsi daya yang lebih banyak dibandingkan dengan TV Digital.
Resolusi perangkat TV Digital bisa diatur di angka 480p (SD = Standar Definition) atau bahkan di 780p atau 1080i / p yang dikenal sebagai HD atau high definition. HD memungkinkan untuk meningkatkan ukuran TV tanpa mengorbankan kualitas gambar pada layar. TV Analog menggunakan resolusi SD. Meskipun telah ada upaya untuk mengimplementasikan HDTV untuk TV Analog, akan tetapi persyaratan dalam hal bandwidth yang terlalu besar sehingga tidak mungkin diterapkan.
Dalam produksinya, TV Analog biasanya terbatas pada ukuran di bawah 30 inci karena membuat ukuran layar lebih besar menimbulkan tantangan yang lebih besar tanpa keuntungan nyata dalam kualitas gambar. Sementara TV Digital telah berkembang hingga dapat memiliki layar dengan ukuran lebih dari 50 inci.
https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_digital

Kelebihan dan Kekurangan Televisi Digital

Kelebihannya :
1. Kualitas Gambar
Terdapat dua aspek yang berbeda dan memerlukan kompromi dalam hal ini. Yang pertama teknologi TV digital memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi yang sangat tinggi, tetapi pada sisi lain memerlukan tersedianya kanal dengan laju sangat tinggi, mencapai belasan Mbps. Dan yang kedua, sistem TV digital juga mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi.
Kualitas gambar tv digital sangat jelas selama masih berada dalam area pancaran satelit (beam) tersebut. Lain halnya dengan tv analog, jika pesawat tv jauh dari pemancar tv, maka sinyal yang diterima juga lemah.
2. Jumlah Siaran Televisi
Terdapat banyak sekali channel televisi yang sangat beragam. Dari satu satelit saja terdapat 30 hingga ratusan channel televisi digital. Dari masing-masing channel ada yang gratis juga ada yang berbayar. Biasanya pemasangan LNB untuk channel fta bisa dua sampai empat buah LNB, bayangkan berapa channel tv yang dapat ditangkap?
3. Karakteristik Sinyal
Karakteristik Sistem Penyiaran TV Digital yang ada di Indonesia dibagi berdasarkan kualitas penyiaran, manfaat, dan keunggulan TV Digital tersebut. Sinyal TV Digital  memiliki karakteristik yang berbeda di tiap wilayah area penyiarannya (beam). Oleh karena itu, karakteristik sistem penyiaran TV Digital akan sama apabila berada di radius yang sama. Karena karakteristik ini, kualitas gambar dan warna yang dihasilkan jauh lebih bagus daripada televisi analog.
4. Spektrum Frekuensi
Teknologi digital sangat efisien dalam pemanfaatan spektrum frekuensi. Jika ada satu penyelenggara televisi digital meminta spektrum dalam jumlah yang cukup besar, mereka dapat menggunakan spektrum tersebut tidak hanya 1 (satu) kanal saja, melainkan lebih.
Hal ini memungkinkan satu operator dapat mengendalikan dua atau lebih stasiun televisi. Misalkan penyelenggara televisi digital hanya berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan televisi digital, sedangkan programnya dapat diselenggarakan oleh operator yang khusus menyelenggarakan jasa program televisi digital (operator lain).
5. Lebar Pita Frekuensi
Perbandingan lebar pita frekuensi yang digunakan untuk tv analog dan tv digital adalah 1 : 6 artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita frekuensi selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital dengan lebar pita frekuensi yang sama, dengan teknik multiplek sehingga dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda tentunya.

Kekurangannya :
Meski diatas tadi telah dijelaskan berbagai kelebihan dan keunggulan yang dimiliki tv digital, ternyata tv digital juga mempunyai beberapa kekurangannya, diantaranya adalah:
1.    Harus menyiapkan peralatan tambahan berupa parabola set plus receivernya
2.    Gangguan dapat terjadi apabila posisi matahari berada tepat diatas satelit.
Peristiwa ini sering dinamakan dengan “gerhana satelit”. Gerhana satelit menyebabkan terjadi panas yang berlebihan pada LNB akibat pemokusan energi panas dari matahari, akibatnya sinyal yang diterima dari satelit menjadi terganggu. Durasi terjadinya gangguan ini sekitar 15 menit. Dan dalam satu tahun akan mengalami gerhana satelit sebanyak dua kali.
http://channelfreetoair.blogspot.co.id/2016/10/kelebihan-dan-kekurangan-tv-digital.html?m=1

Cara kerja Televisi Analog dan Digital

Televisi digital telah menjadi teknologi yang lebih maju dibandingkan dengan teknologi televisi sebelumnya. Di beberapa negara maju, pemancaran siaran televisi telah berganti dari siaran analog ke siaran digital. Tentu saja untuk menerima siaran TV digital diperlukan televisi digital pula. Bagaimana cara kerja TV digital ini?

Televisi Analog
Sebelum membahas televisi digital, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu televisi analog, teknologi televisi sebelum televisi digital. Pada artikel tentang bagaimana televisi bekerja, kita sesungguhnya sedang membahas bagaimana cara kerja televisi analog itu.
Pada sebuah sistem televisi analog standar, proses sehingga kita dapat melihat siaran dalam televisi tersebut kurang lebih sebagai berikut:
Sebuah kamera video (camcorder) mengambil gambar. Kita menyebut proses pengambilan gambar ini sebagai shooting.
Kamera pada kamera video meraster gambar-gambar shooting tersebut, yaitu mengubah gambar menjadi barisan titik-titik tunggal yang disebut piksel. Tiap-tiap piksel ini mengandung informasi tentang warna dan intensitas.
Deretan piksel ini digabungkan dengan sinyal sinkronisasi, yang terdiri atas sinyal sinkronisasi horizontal (horizontal sync) dan sinyal sinkronisasi vertikal (vertikal sync), sehingga rangkaian elektronika dalam pesawat televisi kita dapat menampilkan deretan piksel-piksel gambar hasil tangkapan camcorder.
Sinyal yang terakhir ini, yang mengandung informasi warna dan intensitas tiap piksel dalam setiap barisnya, bersama-sama dengan sinyal horizontal sync dan vertical sync, disebut sebagai sinyal video komposit. Tentang suaranya, diproses secara terpisah. Jika Anda memperhatikan VCR Anda dan menemukan sebuah colokan warna kuning, maka jalur itu adalah jalur untuk sinyal video komposit. Sedangkan untuk jalur suara, biasanya digunakan warna putih (pada VCR yang tidak memiliki fitur stereo) atau warna putih dan merah (untuk VCR dengan fitur stereo).
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan terhadap sinyal komposit dan sinyal audio (suara), antara lain:
Kita dapat memancarkan (menyiarkan) kedua sinyal tersebut dalam bentuk gelombang radio. Saat kita memasang antena ke pesawat televisi kita dan menangkap siaran stasiun lokal secara bebas, berarti kita sedang menerima siaran televisi dari stasiun televisi lokal.
Kita dapat merekam kedua sinyal tersebut degan menggunakan sebuah VCR.
Kita dapat mentransmisikan (menyalurkan) sinyal-sinyal tersebut melalui sebuah sistem yang disebut sistem televisi kabel bersama-sama dengan ratusan sinyal komposit lainnya.
Ketika sebuah sinyal video komposit dipancarkan di udara oleh sebuah stasiun televisi, gelombang video komposit tersebut dipancarkan pada sebuah frekuensi tertentu. Sinyal video komposit dipancarkan sebagai sinyal AM (amplitudo modulasi) sedangkan gelombang suara dipancarkan sebagai sinyal FM (frekuensi modulasi) dalam rentang frekuensi ini.
Jika VCR kita akan menampilkan sinyal pada sebuah TV analog yang normal, maka VCR akan mengambil sinyal video komposit dan sinyal suara dari pita kemudian memodulasi sinyal tersebut menjadi gelombang pembawa berfrekuensi 60 Mhz (saluran 3) atau frekuensi 66 Mhz (saluran 4), seperti halnya yang dilakukan oleh stasiun televisi. Tetapi untuk VCR, sinyal tersebut tidak dipancarkan melainkan dikirim langsung ke TV. Kotak antena pada sistem televisi kabel atau televisi satelit melakukan hal sama.
Umumnya TV analog yang kita miliki kita gantikan dengan TV digital hanya karena persoalan mengikuti perkembangan teknologi. Jadi karena kebetulan ingin membeli TV, sementara kebanyakan TV yang dijual adalah TV digital, maka kita membeli TV digital tersebut. Tetapi apakah memang hanya karena persoalan perkembangan teknologi sehingga kita memilih TV digital ketimbang analog?
Jawabannya tentu Anda yang lebih tahu. Tetapi perlu kita ketahui bahwa TV analog memiliki kekurangan dibandingkan dengan TV digital. Kekurangan itu ada pada masalah resolusi, dan resolusi berkaitan dengan hal-hal berikut.
Resolusi TV mengatur kesegaran dan detail gambar yang tampak di TV.
Resolusi ini ditentukan oleh jumlah piksel pada layar.
Sebuah perangkat TV analog dapat menampilkan 525 garis resolusi horizontal per 30 kali dalam satu detik. Pada kenyataannya sebuah TV analog menampilkan setengah dari garis ini per enam puluh kali dalam satu detik, kemudian menampilkan setengahnya lagi per enam puluh berikutnya, sehingga secara keseluruhan frame diperbaharui setiap tiga puluh kali per detik. Proses ini disebut interlacing.
Seperti itulah yang dilakukan oleh TV analog selama ini. Tetapi sekarang ini kita telah terbiasa melihat monitor komputer dan mengharapkan resolusi yang lebih baik. Monitor komputer dengan resolusi paling rendah menampilkan 640 x 480 piksel. Karena proses interlacing, resolusi efektif sebuah layar TV mungkin hanya sekitar 512 x 400 piksel.
Dengan demikian, monitor komputer paling jelek yang Anda beli akan memiliki resolusi yang lebih baik daripada resolusi perangkat TV terbaik; dan monitor komputer terbaik dapat menampilkan sampai piksel 10 kali lebih besar dibandingkan perangkat TV. Tidak ada perbandingan yang sederhana antara monitor komputer dan televisi dalam hal detail gambar, kesegaran gambar, stabilitas gambar, dan warna. Jika Anda setiap hari melihat monitor komputer sepanjang hari di tempat kerja, kemudian kembali ke rumah dan menonton TV, maka Anda akan melihat TV itu tampak kabur.
Dorongan ke arah TV digital dipicu oleh keinginan untuk mendapatkan kesegaran dan detail gambar yang sama antara layar TV dan monitor komputer. Jika Anda pernah menonton sinyal TV digital yang murni yang ditampilkan pada sebuah pesawat TV digital, maka Anda pasti akan memahami mengapa TV digital lebih hebat. Dengan piksel yang 10 kali lebih besar pada layar, kesemuanya ditampilkan dengan presisi digital, gambar pun muncul sangat detail dan stabil.
Sangat sulit menyampaikan perbedaan antara sebuah sinyal DTV (Digital TV) dan sebuah sinyal analog tanpa sebuah demonstrasi nyata. Namun demikian, berikut ini merupakan sebuah perbandingan statis yang dapat membantu Anda memahami ide TV digital tersebut. Perhatikan odometer pada gambar di samping. Gambar ini adalah sebuah gambar yang indah dan segar. Anggaplah bahwa gambar tersebut ditampilkan pada sebuah TV digital sehingga itulah gambar yang akan terlihat pada layar TV digital.
Gambar berikut ini adalah gambar yang menunjukkan apa yang akan terlihat pada TV analog.
Lihatlah bagaimana gambar TV analog sedikit agak kabur dibandingkan dengan gambar TV digital. Perhatikan gigi-gigi girnya di bagian bawah. Terdapat perbedaan yang mencolok mengenai kualitas gambar yang bahkan akan kelihatan jelas jika gambarnya bergerak. Perbedaan inilah yang menyebabkan TV digital menjadi menarik. Selain pada masalah gambar yang semakin baik, kualitas suara pada TV digital juga lebih baik.

Televisi Digital
Istilah TV digital digunakan telah digunakan dalam konteks yang berbeda-beda saat ini, selain itu juga bergantung pada pada siapa Anda berbicara. Ada pula istilah “HDTV”, singkatan dari High Definition TV yang merupakan TV digital paling modern yang digunakan. Banyaknya istilah digital yang berbeda-beda ini disebabkan karena ada tiga gagasan digitalisasi yang berbeda.

Gagasan pertama mengenai TV digital adalah sinyal digital.
TV analog dimulai dari sebuah medium pemancaran. Stasiun TV mengatur antena dan memancarkan sinyal radio ke komunitas individu. Kita dapat memasang sebuah antena pada pesawat TV dan mengambil saluran 2 sampai 83 secara bebas. Apa yang kita terima pada antena, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, adalah sebuah sinyal video komposit tunggal yang analog dan sebuah sinyal suara yang terpisah.
Sama dengan itu, TV digital juga berangkat dari sebuah medium pemancaran bebas. Tiap-tiap pemancar memiliki satu saluran TV digital, tetapi satu saluran dapat membawa banyak subsaluran jika pemancar menghendaki untuk seperti itu.
Bagaimana sehingga dalam satu saluran itu bisa terdapat banyak subsaluran?
Pada salurannya yang tersendiri, masing-masing pemancar dapat mengirimkan aliran data digital dengan frekuensi 19,39 mega bit per sekon (Mbps). Stasiun pemancar memiliki kemampuan untuk menggunakan aliran data ini dalam beberapa cara yang berbeda-beda, misalnya:
Sebuah pemancar dapat mengirimkan sebuah acara tunggal di 19,39 Mbps.
Sebuah pemancar dapat membagi-bagi saluran tersebut menjadi beberapa saluran yang berbeda (misalnya empat saluran masing-masing 4,85 Mbps). Saluran ini disebut sub-saluran, dan jenis pemancar yang melakukan pemancaran seperti ini disebut pemancar multicasting. Misalnya, jika saluran TV digital adalah saluran 53, maka 53,1; 53,2; dan 53,3; barangkali merupakan sub-saluran pada masing-masing saluran tersebut. Masing-masing sub-saluran ini dapat membawa satu program yang berbeda.
Alasan sehingga pemancar membuat sub-saluran pada saluran utamanya adalah karena TV digital standar memungkinkan beberapa format yang berbeda-beda. Pemancar TV digital dapat memilih di antara ketiga format ini:
480i – memiliki gambar yang berukuran 704 x 480 piksel, mengirimkan 60 frame interlace per sekon (30 frame lengkap tiap sekon).
480p – memiliki resolusi gambar 704 x 480 piksel, mengirimkan 60 frame lengkap tiap sekon.
720p – memiliki resolusi gambar 1280 x 720 piksel, mengirimkan 60 frame lengkap per sekon.
1080i – memiliki resolusi gambar 1920 x 1080 piksel, mengirimkan 60 frame interlace tiap sekon (30 frame lengkap tiap sekon).
1080p - memiliki resolusi gambar 1920 x 1080 piksel, mengirimkan 60 frame lengkap per sekon.
(kode “i” dan “p” pada format-format di atas merupakan singkatan dari “interlace” dan “progresif”. Pada format progresif gambar penuh diperbaharui tiap 60 kali dalam satu sekon. Pada format interlace, setengah gambar diperbaharui tiap 60 kali dalam satu sekon).
Format 480p dan 480i disebut format SD (standard definition), dan 480i secara kasar hampir sama dengan gambar TV analog yang normal. Jika pertunjukan TV analog dikonversi dan dipancarkan pada stasiun TV digital, maka siaran ini akan dipancarkan dalam format 480p atau 480i.
Format 720p, 1080i dan 1080p disebut format HD (high definition). Jika Anda mendengar tentang “HDTV”, maka inilah ketiga formatnya: sebuah sinyal digital dalam format 720p, 1080i atau 1080p.
Terakhir, format HD TV digital memiliki sebuah perbedaan aspek rasio dibandingkan dengan TV analog. sebuah TV analog memili aspek rasio 4 : 3, yang berarti bahwa lebar layar adalah 4 satuan dan tinggi layar adalah 3 satuan. Sebagai contoh, sebuah TV analog 25 inchi memiliki lebar 20 inchi dan 15 inchi tingginya. Format HD pada TV digital memiliki aspek rasio 16 : 9 sebagaimana gambar berikut.

Kompresi digital
Ide mengirimkan banyak program dalam saluran stream 19,39 Mbps merupakan hal yang unik pada TV digital dan dimungkinkan oleh adanya sistem kompresi digital yang digunakan. Untuk mengompres gambar dalam rangka pengiriman, pemancar menggunakan kompresi MPGE-2, dan MPEG-2 memungkinkan Anda untuk mengambil baik ukuran layar maupun bit rate pada saat proses enkoding acara. Sebuah pemancar dapat memilih berbagai jenis bit rate pada ketiga jenis resolusi yang telah diuraikan sebelumnya.
Format video dengan kompresi MPEG-2 bisa kita lihat pada website yang menyediakan streaming video. Video yang diputar pada website tersebut dikompresi dengan format MPEG-2. Misalnya, jika Anda mengunjungi iFilm.com, Anda akan melihat video streaming dengan kecepatan 56 kilobit per sekon (Kbps), 200 Kbps, atau 500 Kbps. MPEG-2 memungkinkan seorang teknisi mencuplik sebarang bit rate dan resolusi saat melakukan enkoding file.
Ada banyak variabel yang menentukan bagaimana gambar terlihat pada bit rate tertentu. Misalnya:
Jika sebuah stasiun ingin memancarkan sebuah pertandingan olahraga (dimana pada peristiwa tersebut ada banyak sekali gerakan) pada format 1080i, keseluruhan 19,39 megabit per sekon dibutuhkan untuk memperoleh gambar kualitas tinggi.
Di sisi lain, sebuah tayangan berita yang hanya menampilkan bagian setengah badan pembaca berita dapat menggunakan bit rate yang lebih rendah. Sebuah stasiun pemancar mungkin memancarkan siaran berita pada resolusi 480p dan bit rate 3 Mbps, sehingga tersisa 16,39 Mbps ruang untuk sub-saluran lainnya.
Kelihatannya menjadi kebiasaan sebuah stasiun pemancar untuk memancarkan siaran acara pada tiga atau empat sub-saluran pada siang hari dan mengubahnya menjadi pertunjukan kualitas tinggi tunggal pada keseluruhan 19,39 Mbps pada malam harinya.
http://amateur-physics.blogspot.co.id/2015/06/cara-kerja-tv-digital_23.html?m=1

Wacana Pemerintah tentang Migrasi Televisi Analog ke Digital

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan pemerintah memastikan terus mendorong migrasi TV analog ke digital.
"Saya sampaikan pemerintah tidak akan surut digitalisasi," katanya dalam sesi diskusi di Indonesia Broadcasting Expo Jakarta, Jumat (21/10).
Menurut menteri, seiring dengan perkembangan teknologi, TV digital tidak bisa dihindari, meski demikian pihaknya saat ini belum bisa memastikan kapan migrasi TV analog ke digital bisa dilaksanakan.
Menurut dia, salah satu hal penting yang perlu dalam migrasi tersebut adalah adanya Undang-Undang yang menaungi. Oleh karena itu, revisi UU 32/2002 tentang Penyiaran perlu memasukkan hal itu, terutama waktu untuk migrasi.
Pemerintah saat ini, menurut Menteri, tidak tinggal diam untuk mendorong migrasi dari analog ke digital. Kementerian Kominfo sendiri tengah melakukan uji coba siaran televisi digital terestrial di 20 lokasi sejak Juni 2016. Hal itu dilaksanakan seiring dengan nota kesepahaman (MoU) antara LPP TVRI dengan Penyedia Konten digital pada 9 Juni 2016 di Kementerian Kominfo.
Uji coba tersebut dibutuhkan untuk mendapatkan pengalaman dalam pelaksanaan TV digital sekaligus mempersiapkan langkah-langkah yang dibutuhkan dalam menuju penerapan TV digital secara penuh.
Menkominfo mengakui saat ini uji coba tersebut belum dapat menghasilkan ekosistem yang optimal, terutama karena masyarakat sebagai penonton masih sedikit dan belum terbiasa.
Apalagi untuk menonton TV Digital tersebut, pada produk televisi yang lama harus menggunakan "set top box" untuk menangkap sinyal. Meskipun, bagi TV yang baru, "feature" untuk menonton TV digital sudah ada.
Namun demikian, Menkominfo yakin seiring dengan perkembangan teknologi, digitalisasi TV pasti terjadi. Sementara itu, perpindahan TV analog ke digital akan memberikan digital dividen di frekuensi 700 Mhz yang sebelumnya digunakan oleh televisi analog.
Frekuensi 700 Mhz yang dinilai sebagai frekuensi emas tersebut memiliki lebar pita 112 Mhz dan dapat dimanfaatkan berbagai keperluan, termasuk untuk pengelolaan dan penanganan bencana alam.
Sementara itu, digitalisasi televisi telah dicanangkan sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring. Menteri Tifatul pernah menerbitkan Peraturan Menteri tentang Penyelenggaran Televisi Digital. Namun Mahkamah Agung membatalkan peraturan tersebut. Saat itu, ditargetkan TV digital dilaksanakan pada 2018.

Saran:
Dalam artikel ini dapat disimpulkan sebaiknya kita beralih ke tv digital, seperti yang kita tahu dalam artikel ini tv digital lebih unggul dalam segala aspek dari pada tv analog.